PALANGKA RAYA, Naraikabar.com – Tren penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 Prevalensi Stunting di Kalimantan Tengah menurut hasil survei SSGI berada di angka 32,30%. Menurun pada tahun 2021 menjadi 27,40%, pada tahun 2022 menurun menjadi 26,90 % dan untuk tahun 2023 seperti yang dirilis oleh Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menurun 3,4% menjadi 23,5%. Angka ini melebihi angka rata-rata nasional yang hanya turun 0,1% dari 21,6% menjadi 21,5%.
Pada Rapat Kerja Nasional Program Bangga Kencana serta Program Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 yang dibuka secara langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia K.H. Ma`ruf Amin selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat dengan tema “Optimalisasi Bonus Demografi dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045” dirilis hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang mana prevalensi stunting Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2023 menurun sebesar 3,4% menjadi 23,5%.
Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan program intervensi stunting di Kalimantan Tengah baik intervensi sensitif dan spesifik.
Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut dan menekankan agar terus meningkatkan intervensi baik sensitif dan spesifik serta melakukan optimalisasi peran Tim Pendamping Keluarga agar senantiasa dapat memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting (KRS).
“Meskipun sudah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting, ini menjadi urusan bersama, bukan hanya tugas satu institusi saja. Dibutuhkan kolaborasi yang intens antar stakeholder. Keberhasilan dalam menurunkan prevalensi stunting di Kalteng adalah buah kerja sama yang baik antar pemangku kepentingan, dan masyarakat itu sendiri,” ungkap Sugianto di Palangka Raya, Sabtu (27/4/2024).
Ia menambahkan, dalam membantu Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi, keterlibatan perangkat daerah dan organisasi mitra pemerintah seperti TP. PKK, Dharma Wanita, serta Tim Pendamping Keluarga menjadi salah satu kunci dan ujung tombak dalam upaya menurunkan stunting.
“Stunting adalah isu nasional, dan kita berkomitmen untuk terus menurunkan angka stunting, harapan kita generasi Kalimantan Tengah ke depan adalah generasi unggul, tangguh dan memiliki daya saing, untuk menangkap peluang di era yang makin kompetitif,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Provinsi Kalimantan Tengah, Linae Victoria Aden mengatakan meskipun terdapat penurunan, namun masih diperlukan upaya yang lebih keras dari semua pemangku kepentingan untuk menuju target nasional 14% pada tahun 2024.
“Karena jika dilihat dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Tengah, 10 Kabupaten telah menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dan masih terdapat empat kabupaten/kota yang mengalami kenaikan,” ucap Linae.
“Untuk itu diperlukan optimalisasi dan peningkatan kinerja TPPS kabupaten/kota serta koordinasi dan konsultasi dengan TPPS Provinsi dan seluruh pemangku kepentingan agar target prevalensi stunting 14% sebagaimana ditetapkan Pemerintah Pusat dapat tercapai,” tutup Linae. (AS)